Standarkan Fitrah Dengan Cara Umrah

KH. Edy FR

Karena menyatu dengan keinginan dan kepentingan, diri ini sering tidak bisa bahkan tidak mampu untuk melihat secara obyektif; benar-salah, kanan-kiri dan hitam-putih aktifitas diri dan juga pribadi orang lain. Lebih dari itu, ia menganggap bahkan menggadang-gadang bahwa semua keinginannya adalah benar. Inilah kehidupan semu dan inilah nafsu, yang memiliki aktifitas dasar; mendorong manusia dalam dan pada keburukan. Ia bergerak liar berlepas diri dari hal-hal yang standar. Apa yang diinginkan tidak lagi terukur. Ia tidak lagi sanggup untuk bersikap tenang dan hidup teratur.

(Keinginan hati yang kuat untuk memerintahkan melakukan sesuatu tanpa ditopang kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk)

Kalau bukan karena rahmat Allah, fitrah kita rusak karena nafsu yang akan membutakan matahati, menggelapkan akal dan menutup kecerdasan fikiran, tidak mampu dan tidak lagi tahu bagaimana membedakan yang baik dan buruk, benar dan salah. Ia kehilangan kepekaan hati nurani, dan secara perlahan tapi pasti akan menuhankan hawa nafsu dalam kelam kehidupan.

“Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, sebab itu menyimpangkan kamu dari jalan Allah.” (Qs. Shaad: 26)

“Teguhkanlah hatimu seperti yang diperintahkan kepadamu, dan kepada orang-orang yang taat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas (bertindak tirani).” (Qs. Hud: 112)

Setiap orang mempunyai potensi untuk menganut gaya hidup egois-individualistis; kehilangan kesadaran sosial, terpedaya oleh hal-hal duniawi dan sulit sekali menembus dinding pagar rumahnya bercengkrama dengan sahabat dan tetangga.. dan tipikal ini pasti akan jauh dari hati yang ramai akan eksistensi Allah sebagai pemilik alam raya. Karena orang yang beriman tahu percis kelemahannya dan kadar dirinya, ia tidak akan pernah mampu untuk bertindak tiranik, karena dasar aktifitasnya adalah semua manusia sama, semua manusia punya hak dan kewajiban yang sama serta tidak ada nafsu untuk memaksakan diri atau memisahkan diri.. bergaul dengan sesama adalah kebahagiaan dan intim bersama Allah adalah keharusan. Mari ke Tanah Suci.